Pendekatan Model Newsvendor dalam Analisis Koalisi Carrier-freight Forwarder sebagai Strategi Peningkatan Harapan Keuntungan Anggota Koalisi

Widjanarka, Alain (2019) Pendekatan Model Newsvendor dalam Analisis Koalisi Carrier-freight Forwarder sebagai Strategi Peningkatan Harapan Keuntungan Anggota Koalisi. Doctoral thesis, Institut Teknologi Sepuluh November.

[img] Text
AlainWidjanarka_02411460010008-Dissertation.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only until 31 March 2023.

Download (2MB)

Abstract

Carrier dan freight forwarder berperan sebagai third-party logistics (3PL) dalam pengiriman barang. Bisnis mereka adalah melayani kebutuhan shipper dalam melaksanakan pengiriman peti kemas sesuai dengan yang direncanakan. Dalam hal ini, carrier bertindak sebagai pemilik kapasitas di dalam kapal peti kemas yang akan mengirimkan peti kemas sesuai permintaan shipper. Freight forwarder bertindak sebagai pihak yang memastikan ketersediaan kapasitas tersebut dan menawarkannya kepada shipper. Sebagai 3PL, keuntungan carrier dan freight forwarder bergantung pada seberapa banyak permintaan shipper dapat terlayani dalam satu periode pengiriman. Demi mendapatkan kepastian ketersediaan kapasitas, freight forwarder melakukan pemesanan kapasitas kepada carrier terlebih dahulu sebelum kemunculan permintaan pengiriman peti kemas. Freight forwarder harus memutuskan berapakah kapasitas optimal yang harus dipesan untuk memaksimumkan keuntungan. Melalui pendekatan newsvendor inventory model, penelitian ini mengembangkan model pemesanan kapasitas sebagai upaya membantu freight forwarder dalam menentukan volume kapasitas yang harus dipesan demi memaksimumkan keuntungan mereka. Pendekatan newsvendor inventory model digunakan karena kapasitas kapal mempunyai karakteristik sebagai berikut: rentang waktu produktif terbatas, memiliki tarif yang cenderung tetap dari waktu ke waktu, memiliki permintaan yang tidak pasti, dan ada risiko dari pemesanan kapasitas. Meskipun model pemesanan kapasitas yang dibangun diatas mampu memaksimumkan keuntungan bagi freight forwarder, namun kemungkinan kelebihan kapasitas atau kekurangan kapasitas dipandang masih terlalu tinggi. Kelebihan kapasitas atau kekurangan kapasitas tersebut merupakan risiko pemesanan kapasitas yang timbul akibat ketidakpastian permintaan pengiriman. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, sebagai upaya untuk menurunkan risiko pemesanan kapasitas, penelitian ini mengembangkan model pemesanan kapasitas dengan mempertimbangkan kehadiran koalisi carrier-freight forwarder. Koalisi merupakan penggabungan kelompok kerja sama horizontal dan kerja sama vertikal dari carrier-freight forwarder. Kerja sama horizontal memungkinkan adanya pembagian risiko pemesanan kapasitas antar-freight forwarder. Kerja sama vertikal memungkinkan berbagi risiko biaya kepemilikan kapasitas antara carrierfreight forwarder. Koalisi memperoleh keuntungan dari kedua kelompok kerja sama tersebut. Pembentukan koalisi mempengaruhi keuntungan yang didapat carrier dan freight forwarder sehingga terjadi pengembangan dari model optimum pemesanan kapasitas. Disamping pengembangan model harapan keuntungan dan model optimum pemesanan kapasitas, penelitian ini juga menganalisis bagaimana distribusi keuntungan dalam koalisi terhadap anggota koalisi. Analisis distribusi keuntungan dilakukan dengan menggunakan dalil the Shapley value yang diterapkan dalam matrik distribusi keuntungan. Hasil pengujian numerik menunjukan bahwa manfaat koalisi akan berdampak besar ketika volume kepemilikan kapasitas rendah. Dua peran penting yang dibutuhkan di dalam koalisi adalah peran sebagai penghasil keuntungan (profit generator) dan peran sebagai pembesar keuntungan (profit booster). Dalam penelitian ini peran freight forwarder, sebagai penghasil keuntungan bagi koalisi, memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan carrier, sebagai pembesar keuntungan bagi koalisi. Karakteristik kedua peran tersebut dapat dibedakan sebagai berikut: peran penghasil keuntungan akan dekat dengan permintaan sedangkan peran pembesar keuntungan dekat dengan pasokan, penghasil keuntungan berkewajiban untuk mendapatkan permintaan sedangkan pembesar keuntungan berkewajiban untuk menurunkan biaya, dan penghasil keuntungan mendapat peningkatan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan pembesar keuntungan. Model yang dibangun dan temuan yang didapatkan dalam penelitian ini memperkaya model harapan keuntungan dan model pemesanan kapasitas yang melibatkan carrier serta freight forwarder dalam pengiriman peti kemas. Hal tersebut sebagai bagian dari keilmuan pengelolaan kapasitas (capacity management) dan keilmuan pengelolaan pendapatan (revenue management). Matrik distribusi keuntungan, pada akhir penelitian, dikembangkan dari dalil pembagian keuntungan sehingga didapatkan gambaran pola pembagian keuntungan yang akan dialami anggota koalisi.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: C Operations > C Operations
C Operations > CC Supply chain management
C Operations > CD Logistics
Depositing User: Slamet SPJ Pujiana
Date Deposited: 22 Dec 2022 03:00
Last Modified: 22 Dec 2022 03:24
URI: http://repo.ppm-manajemen.ac.id/id/eprint/2271

Actions (login required)

View Item View Item